Senin 18 Mar 2013 20:37 WIB

Mogok Makan, Ratusan Tahanan di Guantanamo Kritis

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
tahanan guantanamo
Foto: telegraph
tahanan guantanamo

REPUBLIKA.CO.ID, GUANTANAMO -- Kesehatan lebih dari 100 tahanan yang mogok makan selama 41 hari di penjara Guantanamo semakin memburuk.

Pengacara dan petugas medis semakin khawatir dengan kondisi kesehatan para tahanan yang mulai kritis. Tahanan mulai mogok makan pada 6 Februari setelah staf penjara menyita barang-barang pribadi dari tahanan, termasuk surat, foto, dan Alquran.

"Mereka memang mengancam kehidupan mereka sendiri tapi itu sebagai ekspresi rasa otonomi, kemarahan pada penjara yang semacam ruang penyiksaan abad pertengahan," ujar antropolog, Mark Mason dilansir PressTV.

Mason mengatakan tahanan tersebut membuat mereka terisolasi satu sama lain. Para tahanan tidak tahu apakah bisa keluar atau justru tidak pernah keluar. "Itu membuat keadaan stres psikologis yang ekstrim," kata Mason.

Juru bicara Angkatan Laut Guantanamo, Kapten Robert Durand secara terpisah mengatakan aksi mogok makan telah meluas. Ia mengakui jumlah narapidana yang ikut mogok makan awalnya hanya 14 orang.

Pada 14 Maret, 45 pengacara tahanan mengirim surat terbuka kpada Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel menyoroti aksi mogok makan massal. Mereka menyerukan agar Hagel segera mengambil tindakan mengakhiri pemogokan.

PBB baru-baru ini mengeluarkan pernyataan Washington melanggar hukum HAM internasional karena menahan tanpa batas waktu. Presiden AS Barack Obama pernah berjanji akan menutup penjara Guantanamo tapi gagal memenuhi itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement