Rabu 20 Mar 2013 15:38 WIB

PLN Anggarkan Rp 900 Miliar untuk Pelatihan SDM

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Petugas PLN. Ilustrasi.
Foto: Antara
Petugas PLN. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berniat meningkatkan kompetensi pegawai hingga maksimal. Tahun ini, PLN menggelontorkan sekitar Rp 900 miliar untuk  pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dana ini dipakai untuk memberikan beasiswa, pelatihan dan pengiriman karyawan magang ke luar negri.

Tahun ini PLN menganggarkan Rp 200 trilun untuk biaya operasional. Sebanyak 11 persen anggaran operasional dialokasikan untuk pengelolaan SDM, termasuk penggajian, asuransi, pelatihan dan fasilitas karyawan. "Anggaran ini dibuat efektif untuk sekitar 40 ribu karyawan," ujar Direktur SDM dan Umum PLN, Eddy D.Erningpraja di kantor pusat PLN, Rabu (20/3).

Pelatihan ini juga bekerjasama dengan General Electric dan Garuda. Nantinya didatangkan pula para petinggi perusahaan baik domestik maupun internasional. Cara ini dinilai efektif guna menciptkan karyawan dengan kompetensi global. Para top manajer PLN juga diturunkan untuk memberikan pelatihan yang dijadwalkan selama 40 jam.

Setiap tahunnya PLN mengirimkan sekitar 40 pegawai untuk melakukan pelatihan di berbagai perusahaan internasional. Jepang menjadi salah satu negara tujuan. PLN juga menyiapkan diri untuk menjadi tuan rumah untuk pengiriman pegawai perusahaan asing.

Perusahaan BUMN ini pun masih  tertarik mempekerjakan tenaga outsourcing di berbagai bidang. Sebanyak 12 ribu karyawan outsorcing dimanfaatkan untuk membantu meluaskan cakupan pelayanan PLN. Lingkup pekerjaan outsorcing berupa pengelolaan data pelanggan PLN. Saat ini jumlah pelanggan PLN sekitar 48 juta jiwa di seluruh Indonesia.

Tenaga outsourcing dikatakan memiliki kesempatan menjadi pegawai PLN. Dia mengatakan bahwa PLN telah banyak merekrut pegawai yang sebelumnya berstatus tenaga outsourcing. Perekrutan ini menyertakan berbagai persyaratan yang harus diikuti calon pegawai PLN. Tenaga outsourcing di PLN rata-rata terikat kontrak kerja selama satu tahun.

"Kita memperlakukan mereka bukan sebagai pekerja perusahaan yang pernah bermitra. Mereka dalah tenaga kerja yang ikuti rekrutmen di PLN dan lulus," ujar Eddy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement