REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Jumlah pasien Thalasemia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang terus meningkat. Poliklinik Thalassaemia hingga saat ini melayani 348 pasien dari seluruh wilayah Banten. Thalassaemia merupakan suatu kelainan darah yang belum ada obatnya. Pasiennya harus melakukan transfusi darah seumur hidupnya.
Dr Udjiani EP SpA salah satu dokter yang menangani Thalassaemia mengatakan setiap tahunnya jumlah pasien Thalassaemia di RSUD Kabupaten Tangerang terus bertambah. “Setiap tahun jumlah pasien Thalassaemia terus meningkat, sampai Februari ada 348 pasien” katanya di Poliklinik Thalassaemia RSUD Kabupaten Tangerang, Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Kamis (21/3).
Penderita Thalasemia pada umumnya orang dewasa dan selebihnya anak-anak usia 1 sampai 18 tahun. Adapun jumlah pasien tersebut adalah 165 pasien dari Kabupaten Tangerang, 94 pasien dari Kota Tangerang, 33 pasien dari Tangerang Selatan, 25 pasien dari Serang, 10 pasien dari Lebak, 7 pasien dari Pandeglang, 2 pasien dari Cilegon, 8 orang dari Jakarta, dan 4 orang belum masuk identitasnya.
Ketika Poliklinik Thalassaemia dibuka pada 2008, kata udjiani, hanya terdapat 40 pasien. Semua pasien berasal dari Kota Tangerang. Saat ini pasien paling muda terdiagnosa pada usia empat bulan. Sementara pasien tertua yang mendapat perawatan pada usia 43 tahun. Jumlah pasien Thalassaemia baru antara 40-65 orang per tahun termasuk sering terdapat pasien pindahan dari kota lain.
Dia menjelaskan Thalassaemia adalah suatu kelainan darah yang diturunkan. Pasien penderita penyakit ini ditandai dengan pucat, perut membesar akibat hati dan limpa besar. Lalu, terlihat perubahan tulang pada wajah yang khas atau disebut Fasies Cooley, gangguan pertumbuhan, dan pubertas terhambat.