Kamis 21 Mar 2013 20:58 WIB

Sambut Hari Air Sedunia, Ibu-Ibu Bersih-Bersih Ciliwung

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: Djibril Muhammad
Sejumlah anak bermain di kali Ciliwung di kawasan bendung Katulampa, Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Foto: Antara/Paramayuda
Sejumlah anak bermain di kali Ciliwung di kawasan bendung Katulampa, Ciawi, Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka merayakan hari air sedunia yang diperingati setiap 22 Maret, sejumlah ibu-ibu rumah tangga bergotong royong membersihkan sampah di Kali Ciliwung.

Dengan menggunakan perahu karet, ibu-ibu ini juga menyusuri Kali Ciliwung yang melintasi wilayah Kelurahan Karet, Jakarta Pusat untuk membersihkan sampah di kali.

Para ibu yang tergabung dalam komunitas Ibu Bercahaya Unilever ini juga mengedukasi warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung untuk bijak menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, penggunaan air yang paling banyak terdapat pada kegiatan rumah tangga seperti mencuci. 

"Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan target melakukan penghematan satu miliar liter air dalam setahun," ujar Risyantie Wulansari, koordinator 'Komunitas Ibu Bercahaya', di Jakarta, Kamis (21/3). 

Salah satu anggota 'Komunitas Ibu Bercahaya', Aan Rianawati mengatakan penghematan air dapat dilakukan mulai dari langkah sederhana, misalnya menggunakan air tampungan hujan untuk menyiram tanaman.

Menurut dia, bila ibu rumah tangga menggunakan air dengan cermat, maka setiap rumah bisa menghemat 50 liter air per hari. Manfaat lainnya yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tarif listrik juga lebih sedikit. 

Firdaus Ali, Anggota Dewan Sumber Daya Air yang juga Ketua Indonesia Water Insitute mengatakan Pulau Jawa yang dihuni 65 persen penduduk Indonesia, hanya memiliki 4,5 persen total cadangan air nasional.

Kebutuhan air di Jakarta sendiri mecapai 550 juta meter kubik setiap tahunnya. Namun, dari kebutuhan sebesar itu, hanya 36 persen saja yang bisa dipenuhi otoritas penyedia air bersih.

"Ketidakseimbangan ini mendorong penyedotan air tanah dalam, akibatnya wilayah krisis air bersih meningkat dan penurunan tanah di wilayah Jakarta mencapai empat hingga 26 centimeter per tahun," ujar dia.

Karena itulah, upaya penghematan air menjadi demikian penting untuk menjaga ketersediaan air bersih. Selain itu, dengan bijak menggunakan air juga dapat mendorong terciptanya kelestarian dan kesehatan di lingkungan sekitar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement