REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Negara Arab dan Turki, dibantu Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA), secara tajam meningkatkan bantuan militer kepada oposisi Suriah. Laporan tersebut diturukan "The New York Times", Senin (25/3).
CIA membantu mereka, tambah surat kabar itu, mengutip data lalu lintas udara dan wawancara dengan pejabat dan komandan pemberontak, yang tak disebutkan namanya.
Kiriman kargo bantuan militer lewat udara meningkat hingga lebih dari 160 penerbangan, baik lewat maskapai Yordania, Saudi dan Qatar, yang mendarat di bandar udara Esenboga di dekat Ankara, dan di bandar udara lain di Turki dan Yordania, kata berita tersebut.
Petugas sandi Amerika Serikat membantu pemerintah Arab membeli senjata, termasuk pengadaan besar dari Kroasia, kata Times. Mereka juga memeriksa komandan oposisi dan kelompok-kelompok berpotensi untuk menentukan yang harus menerima senjata itu saat tiba.
Turki mengawasi sebagian besar kegiatan tersebut termasuk memperbaiki transponder truk pengangkut kargo militer tersebut melalui Turki, sehingga dapat memantau pengiriman.
"Prediksi sederhana tentang barang dalam penerbangan itu adalah 3.500 ton peralatan militer" kata Hugh Griffiths dari Lembaga Penelitian Perdamian Antarbangsa Stokholm (SIPRI) kepada koran itu.
"Jumlah dan frekuensi penerbangan itu terlihat sebagai operasi rahasia logistik tentara yang terencana."