Selasa 26 Mar 2013 13:25 WIB

9 Korban Longsor Cililin Belum Ditemukan

Rep: fenny melisa/ Red: Heri Ruslan
Longsor menimpa puluhan rumah warga dan menewaskan setidaknya 17 orang di desa Muka Payung kampung Lembang kecamatan Cililin kabupaten Bandung Barat, Senin (25/3).   (Republika/Arief Maulana Hasan)
Longsor menimpa puluhan rumah warga dan menewaskan setidaknya 17 orang di desa Muka Payung kampung Lembang kecamatan Cililin kabupaten Bandung Barat, Senin (25/3). (Republika/Arief Maulana Hasan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan darurat bencana longsor di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat masih dilakukan.

Hingga siang ini Selasa (26/3) dari 17 korban longsor di Kampung Nagrok, 8 orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 9 orang masih hilang.

"Sebelumnya sempat dilaporkan 24 orang tertimbun longsor. Namun setelah dilakukan pendataan dan berkoordinasi dengan masyarakat setempat dinyatakan bahwa korban tertimbun longsor sebanyak 17 orang, dimana 6 orang sudah ditemukan meninggal dan 11 orang masih tertimbun longsor," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,  Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (26/3).

Korban meninggal adalah Tedy (13 tahun), Dedy (27 tahun), Tika (26 tahun), Fitri (8 tahun), Aditia (3 tahun), Agung (3 tahun), Teten (28 tahun), dan Safaat (8 tahun). Korban Dedy, Tika, Fitri dan Aditia adalah satu keluarga. Demikian pula Teten dan Safaat adalah bapak dan anaknya yang ditemukan tertimbun longsor dalam kondisi berpelukan.

Dari 6 orang korban luka 1 orang masih dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung dan lainnya rawat jalan.

 

Sedangkan 9 korban yang belum ditemukan yaitu Entis (55 tahun), Tuti (48 tahun), Imas (55 tahun), Iis (18 tahun), Jessica Aulia (6 bulan), Ros (32 tahun), Resti (8 tahun), Taryati (26 tahun), dan Cecep Hadiansyah (22 tahun).

Bupati Bandung Barat telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, yaitu dari 25-31 Maret 2013. Fokus utama yaitu pencarian korban yang tertimbun longsor dan pengungsi.

Masa tanggap darurat dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Untuk pencarian korban dikerahkan sekitar 150 personil tim gabungan dari TRC BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat.

Pencarian hanya dapat dilakukan secara manual. Alat berat tidak dapat dikirimkan ke lokasi karena akses medan yang sulit. Kondisi jalan sempit, dan menanjak sehingga sulit melalui jalan tersebut.

"Para pengungsi menempati rumah kerabatnya. Posko, dapur umum dan pos kesehatan didirikan di rumah penduduk. Logistik tersedia mencukupi hingga 1 minggu mendatang," tutur Sutopo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement