REPUBLIKA.CO.ID, ARBIL---Pasukan Turki menembakkan peluru-peluru artileri ke Irak utara, tampaknya dalam upaya untuk mengintimidasi pemberontak Kurdi dengan siapa Ankara sedang dalam pembicaraan perdamaian, kata sumber-sumber keamanan dan pemberontak.
Penembakan pada Rabu, yang tidak menimbulkan korban, terjadi beberapa hari setelah kepala pemberontak Kurdi Abdullah Ocalan yang dipenjarakan membuat gencatan senjata dalam sebuah langkah yang diharapkan mengakhiri konflik tiga dasawarsa yang telah menelan sekitar 45.000 jiwa, kebanyakan dari mereka adalah warga Kurdi.
Tentara Turki tidak meluncurkan operasi-operasi terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sejak seruan gencatan senjata 21 Maret, yang ditetapkan dalam surat yang ditulis dari sel penjara pulaunya. "Kemarin (Rabu), ada tembakan artileri di daerah perbatasan," kata seorang pejabat PKK kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama. "Anggota kami tidak berada di daerah tersebut pada saat itu."
Pejabat itu mengatakan, tembakan artileri menghantam daerah Haftanin, Dohuk, Provinsi Irak utara dan bagian dari wilayah otonomi Kurdistan di mana PKK mempertahankan basisnya. Sumber-sumber keamanan Turki mengatakan bahwa ada "tembakan meriam" yang menargetkan tempat persembunyian pemberontak di kota Cukurca, tetapi menambahkan bahwa sebagian besar bertujuan untuk mencegah para pejuang PKK memasuki Turki.