REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengakui premanisme itu di manapun ada. Premanisme itu ada dalam berbagai bentuk dan yang sering menimbulkan ketidaknyamanan bagi publik itu bila dilakukan dengan kekerasan fisik.
''Saya tidak tahu persis, karena saya bukan preman. Sekarang premanisme itu menimbulkan keresahan publik atau tidak,''kata Sultan, kemarin, saat ditanya tanggapannya tentang pernyataan Kodim bahwa di Yogyakarta premanisme sudah meluas.
Kekerasan fisik itu, katanya, sering juga kita saksikan terjadi antara mahasiswa dengan mahasiswa. ''Kalau kekerasan itu dalam bicara tidak masalah. Karena itu beberapa waktu yang lalu saya mendialogkan hal ini dengan para mahasiswa dari luar Yogyakarta yang sekolah di Yogyakarta karena bagaimanapun mereka berada di Yogyakarta, sehingga menjadi masyarakat Yogyakarta,'' tuturnya.
Menurut Sultan, saat mendekati pemilu, para preman direkrut partai politik (Parpol) dan diberi uang. ''Itu kan akan menimbulkan keresahan sosial. Sebetulnya pemimpin partai yang merekrut orang begitu kan dari awal dia sadar bahwa yang dilakukannya tersebut akan menimbulkan konflik sosial,''tuturnya.
Sehubungan dengan hal itu, Gubernur DIY mengatakan sudah mendialogkan dengan beberapa organisasi yang mewakili kelompok masyarakat di Yogyakarta maupun kalangan mahasiswa di Kulonprogo pekan lalu. ''Saya sudah coba berdialog dalam saresehan di Kulonprogo, tetapi saya tidak persis bagaimana hasil dari saresehan tersebut. Semua itu kan
perlu proses,''katanya.