REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Yudi Latif menyimpulkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa tak dipercaya oleh orang lain. Ini yang kemudian membuatnya tak percaya pada siapa pun ketika menjadi pemimpin. Termasuk terkait dengan kepemimpinan di Partai Demokrat.
"Kalau dia tidak mempercayai siapa pun, berarti dia merasa tidak dipercayai siapa pun," jelas Yudi di Jakarta, Jumat (29/3).
Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih ketua umum Partai Demokrat akan berlangsung pada 30-31 Maret. Sebelumnya, 33 DPD telah bersepakat untuk mengusung SBY sebagai ketua umum menggantikan Anas Urbaningrum.
Beberapa elite Demokrat juga menyatakan tidak masalah bila SBY memimpin kembali. Kekhawatiran bila SBY akan melalaikan jabatannya sebagai presiden ditangkis dengan wacana ketua harian. SBY hanya bertugas sebagai pengambil kebijakan dan menandatangani surat-surat menjelang tahapan pemilu berlangsung. Sementara operasional partai dilakukan oleh ketua harian.