REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan DKI Jakarta harus percaya pada kemampuan sendiri dan berani menolak penawaran bantuan atau pinjaman yang prosesnya rumit.
"DKI itu kaya, ya harus PD (percaya diri). Kalau saya orang kaya saya harus Pede (percaya diri) dong. Saya ingin agar hal-hal yang menyulitkan harus mulai berani katakan tidak," kata pria yang akrab disapa Jokowi ini dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (2/4).
Jokowi menyontohkan pinjaman Bank Dunia untuk program penanggulangan banjir lewat Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) sebagai salah satu penawaran yang nilainya tidak terlalu besar namun prosesnya rumit.
"Cuma pinjam Rp 1,2 triliun saja kok ribet sekali prosesnya," ujar Jokowi.
Ia mengatakan, Pemerintah DKI Jakarta masih bisa menjalankan program itu menggunakan Sisa Lebih Pengguna Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran 2012 yang mencapai Rp 10 triliun.
Jokowi ingin Jakarta bisa mengembangkan infrastruktur dan menjalankan program kerja tanpa mengeluarkan surat obligasi atau meminta bantuan dana berupa pinjaman.
Jakarta, ia melanjutkan, harus bisa memberdayakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk sumber dana. "Ini memang tidak bisa dilakukan secara langsung. Harus pelan-pelan, tapi diarahkan kesana," kata Jokowi.
Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati, mendukung keinginan Pemerintah DKI Jakarta untuk menggunakan kekuatan sendiri dalam membangun dan berharap Jakarta bisa meningkatkan belanda modal tahun ini.