Selasa 02 Apr 2013 20:03 WIB

Budidaya Udang Terkendala Infrastruktur

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dewi Mardiani
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Dhedez Anggara
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Permintaan pasar terhadap udang windu, masih cukup tinggi. Karenanya, budidaya udang di Karawang, mulai terlihat geliatnya. Hampir 800 hektare tambak yang ada, mulai intensif menanam udang.

"Masa kejayaan udang di Karawang, terjadi antara dekade 80 sampai 90-an," ujar Yayat Supriyatna, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang, Selasa (2/4). Namun, menjelang tahun 2000, terjadi kematian udang secara massal. Udang windu yang ditanam pembudidaya, mayoritas mati akibat serangan virus.

Sejak saat itulah, budidaya udang mengalami kemosorotan. Puncaknya, terjadi lima tahun yang lalu. Dari 2.000 tambak yang ada, semuanya tak ditanami udang. Para pembudidaya beralih dari tanam udang ke tanam ikan air payau. Salah satunya ikan bandeng. Namun, pada 2012 kemarin, pemerintah berupaya membangkitkan lagi gairah pembudidaya untuk menanam udang.

Keinginan itu, disambut positif pembudidaya. Perlahan-lahan, mereka mulai bangkit. Bahkan, untuk meminimalisasi virus, mereka menerapkan teknologi polikultur. Teknologi ini, sebenarnya masih tradisional. Karena, merupakan perpaduan budidaya udang dengan ikan bandeng. Tapi, pola ini cukup efektif unutk meningkatkan produksi.

Meski demikian, pembudidaya kesulitan mengembangkan usahanya. Seperti di Desa Muara, ratusan hektare tambak mati suri, karena jaringan infrastruktur jelek. Tambak sulit mendapatkan pasokan air yang mencukupi. Bahkan, bila musim hujan, hamparan tambak tergenang banjir. Begitu pula saat kemarau, tambak ini kekeringan. Bila infrasrtukturnya bagus, pembudidaya pasti akan giat lagi membudidayakan udang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement