Kamis 04 Apr 2013 16:54 WIB

RUU Ormas Disahkan, Muhammadiyah, PGI, KWI, PUI Bubar?

Rep: Agus Raharjo/ Red: Citra Listya Rini
Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar di Indonesia.
Foto: www.muhammadiyah.or.id
Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rumusan Rancangan Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan (RUU Ormas) Pasal 86 disebutkan RUU Ormas akan mencabut keberadaan Staatsblad 1870 Nomor 64. Staatsblad itu berisi tentang perkumpulan-perkumpulan berbadan hukum.

Jika keberadaan Staatsblad tersebut dicabut, secara otomatis dasar hukum ormas yang berbentuk perkumpulan-perkumpulan juga hilang. Artinya, ormas perkumpulan seperti Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Ummat Islam (PUI), dan perkumpulan lainnya secara otomatis bubar.

Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, kalau RUU Ormas disahkan, dasar hukum perserikatan akan dicabut. Secara otomatis, Muhammadiyah dan ormas perkumpulan kehilangan badan hukumnya. Ormas-ormas seperti ini harus mendaftar lagi mulai dari awal.

"Ormas sekali berbadan hukum sudah sah," kata Din ketika ditemui di Jakarta, Kamis (4/4).

Menurut dia, hal ini sangat ahistoris. Pasalnya, ormas perkumpulan ada justru sebelum Indonesia merdeka. Terlebih, ormas memiliki peran penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Sekaligus dalam mengisi kemerdekaan tersebut.

"Bukan partai politik yang berjasa merebut kemerdekaan," kata Din menegaskan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement