REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian juga diminta mengusut tuntas pembunuhan mantan prajurit Kopassus, Sertu Santoso di Hugos Cafe, Yogyakarta beberapa waktu lalu. Menurut mantan Wakil Komandan Jendral Kopassus, Sutiyoso, kasus itulah yang menurutnya melatarbelakangi terjadinya insiden di Lapas Cebongan, Sleman.
"Ini kan rumusnya sebab akibat. Terbunuhnya Santoso dan cerita di belakangnya kan belum diungkap tuntas," kata Sutiyoso di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4).
Ia myakini aksi 11 orang prajurit Kopassus di lapas pasti dilandasi alasan yang kuat. Mengingat Santoso pernah menjadi bagian dari kesatuan mereka di Kandang Menjangan.
Tersebarnya informasi tentang terbunuhnya Santoso, dipastikan akan menyulut semangat korsa prajurit Kopassus. "Terbunuhnya Santoso pasti akan menimbulkan hasrat membalas dari prajurit di Kandang Menjangan," ungkapnya.
Ia juga menekankan kasus itu harus ditelusuri kebelakang, bahkan menyingkap kaitannya dengan bisnis pengamanan, bahkan bisnis narkoba. "Harus disoroti apakah ada hubungan antara kelompok 11 dengan polisi yang juga terlibat dalam insiden di Hugos," ujarnya.
"Itu bisa dilacak dengan mengecek surat tugas yang mereka bawa," jelas Sutiyso.
Dengan begitu, lanjutnya, pengusutan kasus Cebongan bisa dilakukan secara menyeluruh. Sehingga masyarakat termasuk penggiat LSM tidak memberikan penilaian yang cenderung menyalahkan korps Kopassus saja.