REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghadirkan pabrik Unit Pengolahan Ikan (UPI) Fillet Patin dan Tepung Ikan senilai Rp 7,1 Miliar di Kabupaten Muaro Jambi. UPI ini berkapasitas 5 ton ikan patin per hari.
Kehadiran pabrik merupakan jawaban atas kebuntuan pemasaran hasil panen ikan patin di daerah tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo meresmikan operasional UPI tersebut, yang berlokasi di Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Tamanrajo, Muaro Jambi, Sabtu (6/4). Bersama Gubernur Jambi Hasan Basri dan Bupati Muaro Jambi Burhanuddin Mahir, Cicip sekaligus meluncurkan produk filet patin perdana.
"Ini merupakan perwujudan dari terciptanya mata rantai sektor hulu sampai hilir yang mendukung upaya-upaya percepatan industri perikanan nasional," kata Cicip.
Muaro Jambi memiliki tiga kawasan budidaya ikan patin yang dijuluki minapolitan. Ibu kota sentra budidaya ikan patin ini adalah Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, yang berjarak empat kilometer dari UPI.
Sebagai kawasan penyangga (hinterland) adalah Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelang dan Sungai Dukuh, Kecamatan Jambi Luar Kota.
Menurut catatan Dinas Perikanan dan Peternakan Muaro Jambi, produksi ikan patin dari tiga kawasan itu rata-rata 10.000-13.000 ton per hari dengan harga jual Rp 12.000 per kilogram. Setelah dikurangi untuk kebutuhan konsumsi lokal dan pasar luar daerah (Sumatra Selatan dan Riau), tersisa 3 ton yang dipasok ke UPI.
"Saya berharap, panennya dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi kapasitas produksi UPI sebesar 5 ton per hari," kata Cicip.
Cicip juga menuntut Muaro Jambi dapat menyumbang lebih besar pada target produksi ikat patin nasional 2013 sebesar 1,1 juta ton. Target ini naik dari tingkat produksi patin 2012 yang 651.000 ton.