Senin 08 Apr 2013 13:08 WIB

Panggil Gubernur Jadi Saksi, Hakim Nelson Dihukum MA

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Hakim Tipikor Nelson Sitanggang
Foto: rosenmanmanihuruk.blogspot.com
Hakim Tipikor Nelson Sitanggang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hakim Pengadilan Tipikor Jambi Nelson Sitanggang harus menerima nasib dimutasi sebagai hakim nonpalu di Pengadilan Tinggi (PT) Jambi karena memanggil Gubernur Jambil Hasan Basri sebagai saksi.

Sebagai ketua majelis hakim, Nelson mengambil risiko memanggil Hasan Basri dalam kapasitasnya sebagai sekretaris daerah Pemprov Jambi pada 2004 dalam kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran senilai Rp 1,2 miliar.

Tidak disangka, di tengah penanganan kasus itu, Nelson harus dibebastugaskan oleh Mahkamah Agung (MA). Karena merasa diintervensi dan diperlakukan secara tidak adil, Nelson melaporkan nasibnya ke Komisi Yudisial, Senin (8/4).

Ia mengaku, sebenarnya secara pribadi menerima hukuman disiplin yang dijatuhkan MA per 2 April 2013. Namun, karena penjatuhan hukuman dirasa tidak jelas maka ia bakal berjuang terus mencari keadilan, setelah tidak menemukan jalan keluar saat berkomunikasi dengan MA.

“Saya dijatuhkan hukum tidak disebutkan dalam perkara apa. Aneh juga penjatuhan hukuman ini,” katanya di gedung KY. Nelson menduga, hukuman tersebut ada kaitannya dengan perkara yang ditanganinya. Tapi, karena hanya berdasarkan dugaan, ia tidak bisa membuktikan asumsinya.

Hanya saja, ia merasa janggal mengapa diberhentikan memimpin sidang yang melibatkan orang nomor satu di Jambi itu. “Alasan kesalahan saya dicari-cari, gara-gara hukuman itu saya tidak bisa menyidangkan kasus korupsi,” ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement