REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris kehilangan tokoh politik paling berpengaruh pada abad ke-20, Margaret Thatcher. Dia meninggal dunia pada Senin (8/4) pagi setelah menderita stroke.
Dia disebut mewariskan gaya politik kepada pendahulunya baik di partai Konservatif maupun buruh. Masa pemerintahannya dikenal dengan privatisasi industri sejumlah perusahaan negara termasuk perusahaan gas Inggris, British Gas.
Meski demikian, penolakannya terhadap konsensus politik membuatnya menjadi figur yang memiliki dua sisi. Gayanya dalam pemerintahan mendorong pemberontakan dalam partainya dan kerusuhan di jalanan.
BBC menulis Margaret Hilda Thatcher lahir pada 13 Oktober 1925 di Grantham Lincolnshire. Dia adalah putri dari Alfred Roberts, pedagang kelontong. Ibunya bernama Beatrice.
Karier politik Thatcher dimulai setelah dia lulus dari Universitas Oxford jurusan ilmu alam. Dia terlibat dengan organisasi lokal, Partai Konservatif.
Thatcher mulai naik ke panggung politik ketika dipromosikan dalam kabinet sebagai menteri pendidikan dalam pemerintahan Ted Heath pada 1970. Dia menjadi bayangan dalam pemerintahan namun marah dengan politik ekonomi konservatif. Karena itu, dia melawan Heath hingga akhirnya berhasil memimpin partai.
Dia pun segera membuat debut. Pada pidato 1976 dia mengkritik kebijakan represif Uni Soviet yang membuat surat kabar Rusia memberinya julukan sebagai "Iron Lady".