Kamis 11 Apr 2013 23:26 WIB

Habibie: Jadi Presiden Harus bersinergi Positif

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Karta Raharja Ucu
Mantan Presiden BJ Habibie dan istrinya mendiang Ainun
Mantan Presiden BJ Habibie dan istrinya mendiang Ainun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BJ Habibie mengisahkan tentang pengalamannya selama menjadi Presiden ketiga RI.

Dulu, Habibie mengaku bersyukur jika ia didemo asal untuk memperjuangkan kebenaran. Tetapi, kalaupun demo itu salah, para demonstran tidak langsung dipukul, ditakuti, atau ditangkap.

"Menjadi presdien harus bersinergi positif," kata Habibie dalam acara Serial I Dialog Demokrasi dan Peradaban Internasional yang diselanggarakan PKS di Bidakara, Jakarta, Kamis (11/4).

Habibie menyebut manusia harus pandai bersinergi positif dengan tugas, karya, jabatan, dan kedudukan. “Yang  memungkinkan sinergi positif itu hanya satu, cinta,” ujar Habibie.

Menurut Habibie, Tuhan merupakan sumber bibit cinta kepada pasangan. “Cinta kepada pasangan merupakan cipratan absolut love pemilik alam semesta, ialah Tuhan YME. Setiap manusia, dititipi bibit cinta, namun tergantung pada mereka sendiri bisa mekar atau tidak,” kata Habibie menerangkan.

Setiap manusia harus membuat sinergi positif antara rasio dengan perasaan. Jika setiap manusia mampu membuat sinergi positif, maka nothing impossible di dunia ini. Sementara kepada jodohnya, ujar Habibie, manusia harus bersinergi positif, antara rasio dan perasaan. “Kalau bersinergi negatif maka akan cerai,”ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement