Jumat 12 Apr 2013 16:44 WIB

IPNU Minta Pesantren Lawan Stigmatisasi

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Mansyur Faqih
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) akan menghimpun massa untuk membendung stigmatisasi negatif massa terhadap dunia pondok pesantren. Terutama di tengah gencarnya upaya kelompok tertentu mengumbar citra buruk pondok pesantren. Kaum santri diminta bangkit dalam solidaritas dalam mencitrakan nama baik pesantren sebagai benteng terakhir moral bangsa. 

"Bangsa ini kuat karena pesantren. Sejak masa meraih kemerdekaan hingga sekarang berada di garda terdepan memelihara tradisi pesantren sebagai pilar Islam Indonesia," papar Ketua Umum IPNU, Khairul Anam Harisah, Jumat (12/4).

Menurutnya, pesantren merupkaan pilar kebangsaan yang harus dijaga. Karena pesantren menjadi basis perjuangan kemerdekaan yang harus dilindungi, bukan diserang.

Ia pun mendorong DPR untuk segera mengesahkan RUU Ormas yang baru. Sehingga ada acuan untuk ormas dalam melakukan gerakan dan segala aktifitas. Dengan titik tekanan agar jangan sampai ada kelompok ormas lain berhak melakukan tindakan brutal. 

Sekitar ratusan massa menyerang pondok pesantren Al-Idrisiyyah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (6/4) tengah malam. Dilaporkan, massa melakukan aksi lempar batu setelah gagal menyerbu pondok pesantren tersebut.

Aksi penyerangan lingkungan pesantren di Jalan Raya Tasikmalaya-Bandung, Kampung Pagendingan, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Santri dan santriwati yang berada di asrama pesantren sempat berteriak-teriak histeris menyaksikan aksi penyerangan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement