REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu perombakan di tubuh Polri menyebut adanya pergantian di pucuk pimpinan istitusi tersebut. Tak sedikit yang mengatakan isu ini sengaja dihembuskan tanpa akan ada realisasinya, namun ada pula yang antusias dengan pergantian Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang rencananya akan dilakukan hari ini.
Pengamat kepolisian UI Bambang Widodo Umar mengatakan, isu pengantian kapolri oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) layak diapresiasi. Menurut dia, ini merupakan bentuk perhatian SBY terhadap carutnya kondisi keamanan dan sosial yang tak dapat diredam oleh aparat keamanan.
Dengan pergantian Kapolri ini, menurut dia, tentunya presiden ingin segera mengembalikan kondisi keamanan dan ketertiban di tengah rakyatnya yang belakangan kian rawan.
"Peristiwa pelanggaran pidana dan sosial di bawah kepemimpinan kapolri saat ini tentu menjadi bahan pertimbangan presiden," ujar dia kepada Republika Jumat (12/4).
Kepemimpinan Kapolri juga dianggap turut menurunkan wibawa dan citra polisi di mata masyarakat karena sepak terjang polisi di bawah komando Timur banyak menuai kritik. Kondisi itu dinilai menyodorkan alasan lebih dari cukup bagi presiden untuk melihat rapor miring Timur sebagai bahan pelengseran jenderal bintang empat tersebut. Meski pun, pada faktanya Timur baru akan pensiun tahun depan.
"Jadi bisa saja presiden juga sependapat dan akhirnya mencopot Kapolri. Yang jelas, pergantian Kapolri ini bukan karena alasan akan menghadapi pemilu seperti yang disampaikan akhir-akhir ini. Tapi memang sebabnya kondisi keamanan Indonesia memburuk," ujar Bambang.