REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dari temuan-temuan Dinas Intelijen Militer Amerika Serikat (AS) menunjukkan Korea Utara memiliki kemampuan meluncurkan peluru kendali berhulu ledak nuklir. Namun, Pentagon dan Kementerian Pertahanan Korea Selatan malah meragukannya karena kekaburan yang menyelimuti program nuklir rahasia Pyongyang.
Seberapa banyak kita tahu program nuklir Korea Utara? Korea Utara telah melakukan tiga kali uji coba senjata nuklir pada 2006, 2009 dan 2013. Uji coba bawah tanah pada 2013 sejauh ini adalah yang paling dahsyat.
Namun, kontaminasi radioaktifnya sangat terkendali sehingga para pengawas AS, Korea Selatan dan Jepang frustrasi dalam mengetahui lebih jauh mengenai bentuk detonasinya.
Sejumlah pakar meyakini itu mungkin bom uranium, bukan bom plutonium yang diledakkan dalam dua uji coba sebelumnya. Korea Utara hanya sukses mengujicobakan satu peluru kendali jarak menengah, Rodong-1, yang berjangkauan 1.300 km.
Pada 1998 Korea Utara meluncurkan Taepodong-1 (berjangkauan 2.500 km) di atas Jepang, namun uji coba yang ketiga meledak. Taepodong-2 (6.700 km) diujicoba pada 2006 namun meledak setelah 40 detik.
Desember tahun lalu, Korea Utara sukses menempatkan sebuah satelit ke orbitnya dengan meluncurkan roket jarak jauh Unha-3.
Militer Korea Utara mengaku sudah memiliki kapasitas meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dan bisa dengan akurat meluncurkan rudal berhulu ledak nuklir ke target-target tertentu sampai daratan AS.
Pyongyang mengatakan uji coba Februari 2013 adalah wahana miniatur dan mengaku kini telah menganekaragamkan kemampuan persenjataannya baik dengan bom uranium maupun plutonium.