Jumat 12 Apr 2013 19:33 WIB

Politisi Demokrat Galau Hadapi Pemilu 2014

Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf (kanan)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat berambisi untuk kembali menang di pemilu mendatang. Bahkan, para menteri pun diminta ikut menjadi caleg untuk mendongkrak perolehan suaranya. Ternyata, ada politisi Demokrat yang justru galau menghadapi pemilu 2014.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf menyatakan sudah mengembalikan formulir caleg untuk dapil Jatim VI. Pada pemilu lalu, Nova maju dari dapil DKI II. 

"Tetapi aslinya, saya enggan maju caleg lagi. Karena menurut saya cukup satu periode saja. Harus berganti dengan warga negara lain yang punya hak politik juga," ujar dia, Jumat (12/4).

Menurutnya, menjadi anggota DPR itu untuk mengabdi. Ini yang mendorongnya ikut pemilu. Khususnya, untuk memperjuangkan kesehatan jiwa.

Hal ini justru yang membuatnya menjadi bimbang menentukan nasib ke depan. Karena, saat ini ia telah menjabat sebagai ketua Panja RUU Kesehatan Jiwa yang sudah puncak dari sebuah perjuangan politik. 

Apalagi, banyak elemen masyarakat yang datang dan menyatakan dukungan terhadap RUU tersebut."Media asing, termasuk wartawan Spanyol ikutan want-to-know. Tidak ada pilihan bagi panja, harus mencermati desakan dari pressure group," paparnya.

Ia pun berharap, bisa menetapkan keyakinan sebelum penyerahan DCS ke KPU. Meski pun pekerjaan di Komisi IX semakin menumpuk. Selain itu dibebani juga dengan posisi sebagai ketua Panja Flu Burung, ketua Panja Kesehatan Haji, dan wakil ketua Pansus RUU PPILN.  

"Saya harus selesaikan tugas dulu di Komisi IX. Bagaimana bagi waktu dengan kampanye caleg?"

Namun, ia berharap dapat terus yakin dan tidak menarik berkas formulir pendaftaran untuk menjadi caleg pada pemilu 2014. "Masih ada 10 hari lagi. Segala sesuatu bisa terjadi," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement