REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Derby North East berakhir manis buat tim tamu, Sunderland, Ahad (14/4) waktu setempat. Adam Johnson dkk sukses memecundangi Newcastle United tiga gol tanpa balas.
Kemenangan ini merupakan kemenangan pertama Paolo Di Canio sejak menangani The Black Cats pada akhir bulan lalu.
Kemenangan ini bertambah manis lantaran Sunderland tidak pernah menang di Saint James Park Stadium, kandang Newcastle, sejak 13 tahun yang lalu. Keunggulan The Black Cats dibuka oleh Stephane Sessegnon pada menit ke-27 lewat sepakan dari luar kotak penalti. Dengan proses yang kurang lebih sama dengan gol dari Sesegnon, Adam Johnson menggandakan keunggulan Sunderland pada menit ke-74.
Kemudian pada menit ke-82, David Vaughan menutup partai bersejarah bagi Sunderland itu dengan mencetak gol terakhir. Kali ini kerjasamanya dengan Sesegnon diselesaikan oleh Vaughan dengan sepakan terarah ke sebelah kanan atas gawang Newcastle.
Menanggapi kemenangan timnya ini, Di Canio tidak bisa menyembunyikan perasaan bangganya. Dia menyebut kemenangan ini merupakan hasil dari kemauan keras untuk menang yang ditunjukkan anak-anak asuhnya di lapangan.
''Mereka semua adalah pejuang. Kamu tidak bisa lebih bangga lagi dari ini. Mereka melakukan semua, mereka memberikan semua, dan mereka menumpahkan semuanya di lapangan. Pada saat pertama saya setuju untuk menangani tim ini, saya yakin ada kualitas dalam tim ini dan sangat penting buat kami untuk menggunakan kualitas tersebut dan bermain sebagai tim,'' kata Di Canio seperti dikutip Sky Sports, Ahad (14/3).
Tambahan tiga angka ini membuat Sunderland semakin menjauh dari zona degradasi. Saat ini Sunderland duduk di posisi 15 dengan mengantongi 34 poin, memiliki selisih tiga angka dengan peringkat ke-17.
''Ini hanya sebuah hasil. Dalam konteks derby di North East, kemenangan ini adalah langkah yang luar biasa. Tapi dalam konteks papan klasemen, ini hanyalah langkah kecil dalam usaha kami untuk terhindar dari zona degradasi. Kami harus bisa lebih cerdas, karena tugas utamanya justru belum berakhir,'' lanjut pelatih asal Italia tersebut.
Sebelumnya, penunjukan Paolo Di Canio sebagai manajer Sunderland sempat menimbulkan pro kontra di kalangan pendukung The Black Cats. Pasalnya, pandangn politik mantan pemain West Ham itu dianggap terlalu radikal lantaran mendukung fasisme.