Selasa 16 Apr 2013 06:48 WIB

Bom Maraton Boston, Tragedi Untuk Amerika

Suasana pascaledakan bom di Boston, Selasa (16/4) pagi WIB.
Foto: AP Photo/The Boston Herald, Stuart Cahill
Suasana pascaledakan bom di Boston, Selasa (16/4) pagi WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- William Moscarelli berasal dari North End. Dia berdiri di Jalan Boylston, salah satu rute maraton yang dilalui peserta lomba maraton Boston.

Dia sedang menunggu seorang teman. Ketika bom meledak, dia pun berlari kencang. Dia melihat ke garis finis dan melihat asap, kemudian banyak orang berteriak ke arah dia, "menunduk"

"Kami kemudian menunduk ke tanah. Perempuan yang dekat dengan saya memiliki anak kecil. Dia menindih anaknya agar terlindung dari ledakan. Kemudian, bom kedua meledak,"ujarnya, dikutip dari thebostonglobe.

Moscarelli mengaku, hanya berjarak 50 hingga 60 kaki dari ledakan. Saat dia bangkit, Moscarelli melihat orang-orang di jalan dan di tanah dan para pengamat pun berhenti sementara.

"Ada delapan orang di tanah, berguling, asap datang, darah keluar dan pakaian robek,"ujarnya. Mereka berteriak kesakitan. Moscareli sempat berpikir apakah akan ada lagi ledakan.

Moscarelli bercerita dalam suara yang pelan dan penuh ketakutan. Ketika itu, dia hendak pulang. "Ini tragedi buat maraton, tragedi untuk Boston dan tragedi untuk Amerika,"ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement