Rabu 17 Apr 2013 14:47 WIB

Pemerintah AS Diminta Melindungi Umat Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Pekerja medis mebantu para korban terluka akibat ledakan bom di garis finis pada perlombaan Maraton Boston 2013 pada 15 April 2013
Foto: AP PHOTO
Pekerja medis mebantu para korban terluka akibat ledakan bom di garis finis pada perlombaan Maraton Boston 2013 pada 15 April 2013

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Peneliti dari Institute Kebijakan Sosial dan Pemahamam (ISPU), Sahar Aziz, mengatakan umat Islam di Amerika Serikat sepantasnya khawatir soal kasus bom Boston.

Sebab, stereotipe yang terbentuk adalah Muslim identik dengan kekerasan dan terorisme. Jadi, sangat mungkin Muslim akan mengalami tekanan seperti serangan terdapat masjid, larangan terbang atau dikucilkan dalam pergaulan.

Dewan Urusan Agama Islam AS (MPAC) mempublikasikan link yang isinya ajakan untuk tidak menjadi Muslim.  Menanggapi hal itu, Ketua MPAC, Salam Al-Maryati mengatakan terorisme adalah sebuah kelompok yang tidak memiliki kepercayaan.

Namun, mereka mengklaim berafiliasi dengam Islam. Klaim ini yang membuat Muslim perlu angkat bicara. "Kami, umat Islam, menjadikan AS sebagai rumah. Kami berharap AS melindungi minoritas seperti kami," ujarnya seperti dinukil dari Al-Arabiya.net.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement