Jumat 19 Apr 2013 06:52 WIB

Buru Tersangka Bom Boston, Saat Wajah Arab Jadi Sasaran

Rep: Bambang Noroyono/ Red: A.Syalaby Ichsan
Polisi Boston berjaga-jaga
Foto: AP
Polisi Boston berjaga-jaga

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Seorang laki-laki asal Arab Saudi menjadi salah satu korban bom kembar di Kota Boston. Tubuhnya terlempar saat bom panci ke dua meledak di ajang Maraton Boston, Senin (15/4) lalu.

 Sebagian daging di tubuhnya robek dan terkelupas.Laki-laki ini selamat walau darahnya terkucur deras di lantai trotoar Jalan Boylston, Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Warga Saudi ini bukan satu-satunya korban. Tiga korban lainnya - termasuk warga Cina - sudah dinyatakan tewas sejak kejadian.

Puluhan dari 175 korban lainnya terpaksa mengalami kondisi ekstrim, seperti amputasi.Tapi bak sial dilahirkan dengan wajah Timur Tengah, laki-laki yang baru berumur 20 tahun ini menjadi satu-satunya korban kecurigaan aparat atas aksi mematikan tersebut.

Hingga sekarang, belum ada identitas resmi dari laki-laki Arab ini. Tapi The New Yorker mendapat bocoran arti nama pemuda tersebut dalam bahasa arab adalah ''Pedang''. Pedang saat ini dirawat di sebuah rumah sakit di Boston. The New Yorker mengatakan, ruang tempat dirinya menjalani perawatan dijaga ketat satuan keamanan.

 Bersenjata lengkap tentunya. Tidak sembarang orang boleh menjenguk. Nama Pedang sempat heboh lantaran Tim Investigasi Gabungan Bom Boston mengatakan dirinya sebagai pelaku peledakan.Meski tidak ditetapkan sebagai tersangka, FBI menyasarnya dengan berbagai pertanyaan.

Apartemennya di Revere disatroni satuan khusus bersenjata lengkap, bersama dua unit K-9, dan anjing pelacak. Pedang tinggal bersama seorang teman di 10 kilo meter dari episentrum ledakan. Boston Herald, mengatakan, teman sekamar Pedang diintrogasi selama tidak kurang dari lima jam.

Fox News yang mengendus kejadian tersebut, dan mengejar-ngejar teman sekamar Pedang untuk sebuah pertanyaan, "Apakah dia tahu telah tinggal bersama seorang pelaku teror?''. Pemuda tersebut ngacir dengan wajah tertutup. ''Biarkan aku pergi ke sekolah Bung!,'' kata kerabat Pedang, yang tidak menyebutkan namanya itu.

The New Yorker mempertanyakan, kenapa begitu mudahnya intelijen AS, menjaring seorang Arab dalam setiap insiden mematikan di AS. FBI mencurigai Pedang adalah pelaku teror Boston. Setidaknya itu terbukti dari respon sigap, tidak lama setelah ledakan terjadi.

The New Yorker menegaskan, ''Pedang hanyalah korban seperti yang lainnya''.Namun apa yang terjadi selanjutnya, Selasa (16/4) The New York Post menampilkan isi berita yang bertuliskan, ''Tim Gabungan punya tersangka berwarga Arab Saudi''.

Sedangkan Fox News dalam beritanya mengabarkan, ''Tersangka (Bom Boston) berwarganegara Arab Saudi. Tersangka dikatakan mungkin sedang berada di tahanan atau rumah sakit, dengan dikawal Kepolisian Boston''.Kepala Kepolisian Boston, Edward Davis saat konfrensi pers bersama tim gabungan, Selasa (16/4) sore menolak tuduhan itu.

Tim investigasi belum menemukan tersangka apalagi untuk menahan seseorang. Pernyataan itu juga dikatakan Ketua Tim Investigasi Gabungan Richard DesLauriers, ''tentang tersangka dan motif masih terbuka lebar,'' kata dia. Akan tetapi The New Yorker menuliskan, setidaknya ''penggrebekan'' apartemen di Revere sudah membuktikan kecurigaan buta dari dinas intelijen AS.

Apes memang bagi wajah-wajah Arab. Padahal, Pedang juga ikut berlarian sambil menahan luka. Tubuhnya yang robek dia tekan agar darahnya tidak terus tercecer di jalanan.

Masih The New Yorker mengutip pernyataan CBS News Selasa (16/4), kecurigaan penyelidik terhadap Pedang berasal dari aduan tim medis. Seorang perawat mengatakan melihat Pedang berlari menghindari lokasi ledakan. Perawat ini juga mengatakan, tubuh Pedang berbau mesiu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement