REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Belajar itu tidak mengenal usia. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Ungkapan tersebut mungkin cukup tepat untuk disematkan kepada Hamoud al-Shammari (66 tahun). Di usianya kini yang sudah mulai senja, lelaki itu menyandang status sebagai mahasiswa tertua di Arab Saudi.
Saat ini, al-Shammari tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di al-Imam Muhammad ibn Saud Islamic University di Riyadh. Tekadnya untuk menuntut ilmu seakan tak pernah pudar, meski uban sudah menjamur di hampir semua rambut dan janggutnya.
“Saya telah mempelajari sejarah agama dan saya tidak akan berhenti belajar sampai saya mendapatkan gelar PhD (doktoral),” ujar al-Shammari seperti dikutip Al Arabiya, akhir pekan lalu.
Ayah sepuluh anak itu mengaku optimistis mampu meraih gelar doktornya dalam waktu dua tahun ke depan. Dalam mengejar cita-citanya itu, al-Shammari menjadikan salah satu hadits Nabi SAW sebagai pedomannya.
“Saya percaya bahwa pendidikan tidak terbatas pada waktu sebagaimana (yang disabdakan Rasulullah SAW) kewajiban menuntut ilmu itu mestinya dari buaian hingga liang lahat. Saya sudah membesarkan sepuluh putra saya dengan baik. Kini saatnya bagi saya untuk melanjutkan pendidikan,” ucap pria itu.
Selama 24 tahun terakhir, al-Shammari telah bekerja keras untuk mengejar pendidikannya yang tertinggal. Mulai dari tingkat SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Dalam waktu dua tahun ke depan, dia akan merampungkan studi doktoralnya di bidang sejarah agama.
“Saat pertama kali mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, saya masuk ke departemen Bahasa Arab, meskipun itu bukan cita-cita saya. Kemudian, saya pindah ke program studi sejarah agama karena didorong oleh profesor, teman-teman saya, dan beberapa mahasiswa lainnya. Kini, banyak rekan yang meminta nasihat kepada saya, dan kami semua saling membantu," tuturnya.