REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu- Tanah Abang mangkrak karena biaya pengerjaan telah habis. Hal tersebut dinilai janggal karena antara anggaran pembangunan dengan jadwal pembangunan harus bersinergi.
Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna mengatakan, proyek pembangunan harus sesuai dengan skenario pengerjaan. "Kalau JLNT melewati batas waktu yang telah ditentukan pasti ada yang salah," ujarnya pada Republika, Senin (22/4).
Sehingga, menurutnya, penting untuk mengaudit pelaksanaan proyek tersebut. Dia menilai, Pemprov perlu melakukan pengecekan, untuk memastikan apa ada dugaan kebocoran atau tidak.
Mereka juga perlu mengecek fungsi utama jalan layang tersebut dibangun. Menurutnya jalan layang hanya menguntungkan pemilik usaha dan properti di sekitar Tanah Abang dan Casablanca saja. Sehingga dengan membangun jalan tersebut kegiatan ekonomi menjadi lancar.
Masa pembangunan jalan tersebut kemungkinan disetujui oleh gubernur sebelumnya karena memiliki kecocokan. Sedangkan gubernur saat ini menurutnya sangat berhati-hati terhadap setiap proyek yang dilimpahkan kepadanya. Gubernur tidak ingin terjebak karena kesalahan anggaran pada proyek tersebut.