Senin 22 Apr 2013 20:11 WIB

RCTI Akan Ubah Sifat 'Pak Haji Muhidin'

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hazliansyah
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Foto: kpi
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun televisi RCTI menjadi salah satu pihak yang hadir dalam pertemuan di kantor Komisi Penyiaran Indonesia, Senin (22/4). Sama dengan pihak stasiun TV lainnya, RCTI menyambut baik pertemuan tadi.

Sekretaris Perusahaan RCTI, Adjie S. Soeratmadjie mengatakan, pihaknya akan memperbaiki tayangan yang dianggap tidak sesuai dengan aturan penyiaran tersebut. "Pastinya setelah ini akan ada yang berubah," ujar Adjie, Senin (22/4).

Ketika ditanya bentuk perubahannyaseperti apa, Adjie tidak secara spesifik mengatakannya. Tetapi, jelas Adjie, masukan dari KPI, MUI dan Masyarakat TV Sehat akan disesuaikan dengan alur cerita dan penokohan dalam sinetron yang menjadi catatan tersebut.

Salah satunya, kata dia, karakter tokoh haji yang ada pada sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji'. Termasuk akan memperbaiki penokohan dalam sinetron 'Berkah' seperti yang disampaikan pelapor. Bahkan Adjie mengatakan, pihaknya sudah akan merubah sifat 'Pak Haji Muhidin' menjadi karakter yang lebih baik.

"Ini juga menjadi pesan bagi kami untuk memperbaiki semua tayangan kami, agar tetap memberikan hiburan dan pesan yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, Masyarakat TV Sehat meminta KPI mengambil sikap tegas kepada sejumlah tayangan sinetron di televisi yang telah mendeskreditkan Islam.

Dalam pengaduannya kepada KPI, Pembina Masyarakat TV Sehat, Fahira Idris menyebutkan sejumlah serial sinetron yang dianggap telah merendahkan citra Islam. Di antaranya ada tayangan sinetron 'Haji Medit' (SCTV), 'Islam KTP' (RCTI), 'Tukang Bubur Naik Haji' (RCTI), dan 'Ustad Foto Kopi' (SCTV).

"Tayangan-tayangan sinetron ini sangat merendahkan simbol umat Islam dengan menempatkan Islam sebagai 'tersangka' kejelekan," kata Fahira.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement