REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menanggapi santai kicauan Anas Urbaningrum di akun @anasurbaningrum. Di akun tersebut Anas berkicau pernah diawasi intelejen selama berkeliling di Bali saat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
"Itu perasaan (Anas) saja," kata Nurhayati kepada wartawan di ruang Fraksi Partai Demokrat, kompleks MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/4),
Menurut Nurhayati, saat ini kinerja intelejen telah diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 17 tahun 2011. Dalam konteks itu intelejen tidak bisa bekerja di luar fungsi yang telah diatur oleh UU. "Pengawasan ada di komisi I DPR RI," ujar Nurhayati.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Demokrat ini mempercayai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan menyalahi tugas intelejen. Ia meyakini SBY tetap memfungsikan intelejen untuk kepentingan keamanan nasional.
"Jadi intelejen itu bertaggung jawab terhadap keamanan nasional," kata Nurhayati.
Ia menambahkan kendati SBY memiliki latar belakng militer namun dalam mengahadapi masalah SBY termasuk figur yang mengedepankan pemikiran ketimbang senjata. Dia menyatakan kicauan Anas soal ada intel yang mengikutinya lahir karena perasaan terlalu disayang SBY.
"Pak SBY (itu) jenderal yang lebih mengutamakan pemikiran ketimbang pistol," ujar Nurhayati.