Rabu 24 Apr 2013 03:49 WIB

BBM Jenis Solar Dibatasi, Organda Kecewa Berat

Red: Djibril Muhammad
BBM jenis Slar Langka
Foto: antara
BBM jenis Slar Langka

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan kecewa terhadap pembatasan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi karena menghambat aktifitas angkutan barang dan penumpang.

Ketua Organda Kabupaten Cirebon, Karsono kepada wartawan di Cirebon, Selasa (23/4), mengatakan, pihaknya kecewa akibat pembatasan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi karena menghambat kegiatan angkutan barang dan penumpang.

Dikatakannya, semestinya pihak terkait memberikan informasi awal akan terjadi pembatasan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi, sehingga pengusaha angkutan memahami dan mengetahuinya, kini kendaraan mereka menumpuk di SPBU karena persediaan solar mereka kurang.

Kebutuhan kendaraan angkutan barang dan penumpang di jalur Pantura cukup tinggi, kata dia, karena kegiatannya cukup padat, kini mereka kekurangan bahan bakar minyak jenis solar muatan barang dan penumpang terlantar.

Sementara itu Jakaria, salah seorang sopir angkutan truk di SPBU Palimanan Kabupaten Cirebon, mengaku kini terpaksa kendaraanya parkir di SPBU karena kekurangan bahan bakar jenis solar bersubsidi, jika memaksakan berangkan tidak akan sampai tujuan.

Ia menambahkan, paling sisa bahan bakar minyak jenis solar di dalam tangki mobilnya sekitar 10 liter, pejalanan Jakarta Cirebon butuh 100 hingga 130 liter, karena sering terjebak macet solar boros.

Akibat kesulitan solar ratusan truk angkutan barang tertahan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cirebon, Jawa Barat, arus lalu lintas sempat terganggu.

Tono, salah seorang petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Palimanan kabupaten Cirebon, Selasa, mengatakan, ratusan truk dan bus angkutan umum tertahan di SPBU karena mereka kesulitan mendapatkan pasokan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi.

Ia menambahkan, kesulitan bahan bakar minyak mulai dirasakan akibat kiriman dari Pertamina untuk bahan bakar jenis solar bersubdisi dikurangi, sedangkan permintaan sepanjang jalur utama Pantura cukup tinggi karena dilalui oleh ribuan truk dan bus angkutan umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement