REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai partai politik belum berubah secara signifikan dalam peningkatan kualitas kader melalui reformasi di internalnya.
"Melihat kondisi sekarang partai belum berusaha signifikan dalam peningkatan kualitas karena dapat dilihat partai yang menang Pemilu 2009 harus selesai KLB (kongres luar biasa) dan baru menandatangani pakta integritas bagi kadernya," kata Siti Zuhro di Jakarta, Selasa (23/4).
Ia menjelaskan, masyarakat juga harus mengawal proses verifikasi calon anggota legislatif (caleg) oleh KPU agar menemukan orang yang andal untuk menjadi legislator. Selain itu, menurut Siti agar partai politik mengevaluasi dan revisi sistem rekrutmen.
Siti menilai, saat ini, parpol masih belum merespons kebutuhan masyarakat untuk mereformasi sistem rekrutmen kadernya. Menurutnya, reformasi tersebut patut dilakukan untuk melahirkan kader-kader yang memiliki nilai, idealisme, dan konsep dalam memajukan masyarakat.
"Parpol harus sudah bisa menentukan kadernya duduk di komisi berapa dengan latar belakang yang cukup sehingga fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran bisa berjalan dengan dedikasi tinggi," katanya.
Menurut Siti, parpol saat ini tidak kekurangan stok kader. Namun, kurang berpikir kreatif untuk menggunakan jaringan dan tidak memanfaatkan sinergi dengan organisasi masyarakat.
Ia menjelaskan penggunaan jaringan dan sinergi dengan ormas penting dilakukan parpol untuk menarik kader yang memiliki kualifikasi dan kemampuan yang memadai.
"Sebenarnya, tidak ada kesulitan jika dilakukan sungguh-sungguh. Namun, saat ini, menggunakan sistem beriklan seperti ajang pencarian bakat," ujarnya.