REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PDIP menyampaikan nota protes kepada Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono terkait aksi brutal oknum TNI di kantor pusat PDIP, beberapa hari lalu.
Nota tersebut langsung disampaikan kepada Panglima TNI, Kamis (25/4). "Saya langsung menemui panglima bersama sejumlah purnawirawan dari kader kami," jelas Wasekjen DPP PDIP, Ahmad Basarah, kepada Republika.
Pertemuan dengan Panglima TNI juga dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, dan sejumlah pejabat TNI. Nota protes tersebut disampaikan karena tindakan oknum-oknum TNI AD yang menyerang satgas PDIP telah melanggar yurisdiksi partai dan mengganggu kewibawaan partai.
"Kami meminta kepada Pimpinan TNI untuk mengambil sikap tegas sesuai hukum yang berlaku," jelasnya. Sikap ini dilakukan sebagai salah satu bentuk koreksi terhadap pembinaan personil di jajaran TNI.
"Hal itu kami lakukan juga karena rasa cinta kami terhadap insititusi TNI yang harus kita jaga bersama kewibawaannya di mata masyarakat, baik dalam maupun luar negeri," papar Basarah.
Panglima TNI menyatakan menerima nota protes dari PDI Perjuangan dan akan meningkatkan pengawasan dan pembinaan personil TNI. Kepala Staff Angkatan Darat menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang melibatkan anak buahnya. "Mereka sudah ditahan," ujar Pramono.
Lima diantaranya akan dilakukan proses hukum di peradilan militer karena terindikasi melakukan tindak pidana. "Mestinya para oknum TNI dari Yon Zikon 13 itu tahu bahwa tempat itu adalah kantor DPP PDI Perjuangan," tambahnya.