Jumat 26 Apr 2013 16:49 WIB

Caleg Bermasalah, Karena Pasal dan Pasar

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ramlan Surbakti
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ramlan Surbakti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembali munculnya calon anggota legislatif bermasalah, dinilai tak lepas dari urusan pasal dan pasar. "Intinya undang-undang, jadi ada yang diatur dalam pasal-pasal. Selanjutnya ditentukan pasar," kata pengamat politik dari Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti, Jumat (26/4).

Dalam UU Pemilu Nomor 8/2012 dan dijelaskan dalam PKPU Nomor 13/2013, telah diatur ketentuan pencalegan. Misalnya, bagi caleg yang memiliki masalah hukum, seperti mantan narapidana, diperbolehkan maju menjadi caleg.

Selama yang bersangkutan telah menjalani masa tahanan. Juga telah menikmati kebebasannya selama lima tahun. Kemudian, secara terbuka bacaleg tersebut mengumumkan kepada publik melalui media massa sebagai mantan narapidana. 

Artinya, lanjut Ramlan, hak dia untuk dipilih sebagai calon anggota parlemen sama seperti calon lainnya. Yaitu saat bacaleg telah mengumumkan status hukumnya, 

"Tinggal bagaimana pasar memilih. Kalau pemilih memaafkan, who knows," ungkap mantan komisioner KPU tersebut.

Dalam susunan bacaleg 12 parpol peserta pemilu yang dirilis di kanal KPU, hampir 90 persen merupakan muka-muka lama. Beberapa nama bahkan sepak terjangnya di Senayan pernah menjadi sorotan publik. Misalnya saja dikenakan hukuman oleh Badan Kehormatan (BK) karena melanggar etika. 

Seperti kongkalikong dengan direksi BUMN atau pelanggaran terkait kehadiran dalam sidang paripurna dan rapat komisi. Beberapa nama juga pernah ditegur BK karena prilaku kurang terpuji. Seperti diduga menonton tayangan tidak senonoh selama sidang paripurna. Bahkan ada anggota dewan yang diduga mirip sebagai pelaku video porno.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement