Sabtu 27 Apr 2013 15:19 WIB

Kendala-kendala Membangun Kemandirian Pangan

Rep: Ira Sasmità / Red: Djibril Muhammad
Fadel Muhammad
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Fadel Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Dewan Pengurus Masyarakat Agribisnis Indonesia (MAI), Fadel Muhammad mengurai kendala-kendala dalam membangun kemandirian pangan. Beberapa di antaranya adalah kebijakan impor yang mengakibatkan produk Indonesia kalah bersaing.

Selain itu, ia melanjutkan, konspirasi antara oknum di pemerintahan dengan mafia kartel pangan masih terus terjadi. "Di tengah serbuan produk asing dan kartel pangan, peran BUMN di bidang pangan malah tak berdaya," ungkap Fadel usai pelantikan Dewan Pengurus Nasional Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri (MAI), di Jakarta, Sabtu (27/4).

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu menekankan, saat ini terdapat 20 BUMN yang mengurusi pangan. Yang diharapkan bisa meningkatkan ketahanan pangan nasional. Nyatanya, disebut Fadel, urusan pangan saat ini malah banyak dikuasi asing.

Fadel menduga terjadinya kelemahan ketahanan pangan tidak terlepas dari mekanisme pasar bebas yang tidak terkontrol. Karenanya, ia berharap MAI bisa memberikan usulan-usulan kebijakan bagi negara agribisnis dan agro indutri tumbuh dan berkembang.

"Pasar tidak boleh dibiarkan jalan sendiri, tapi harus dikontrol," ujar politisi Partai Golkar itu.

Pasar bebas bisa diciptakan, selama terkontrol dan punya arti sosial. Dengan mengembangkan perspektif ekonomi pasar sosial. Dan mengejar pertumbuhan yang berkeadilan. Sehingga terpcita kemandirian pangan dalam menyongsong globalisasi ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement