REPUBLIKA.CO.ID, GUANTANAMO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kembali berjanji akan menutup penjara Guantanamo, Kuba. Hal itu dilakukan setelah aksi mogok makan di penjara meluas.
Di Gedung Putih, Obama mengatakan pusat penahanan itu bertentangan dengan AS dan berbahaya bagi kepentingan negara. Kongres memblokir upaya untuk menutup penjara, tapi Obama ingin memperbarui pembahasan dengan anggota parlemen.
Obama telah meminta tim pejabat untuk meninjau operasi di Teluk Guantanamo. Dia mengatakan terkejut dengan masalah di sana. "Itu adalah alat perekrutan ekstrimis, perlu ditutup," kata Obama dilansir BBC, Rabu (1/5).
Obama mengatakan fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo sebagai masalah yang tersisa dan akan memburuk jika tetap terbuka. "Saya pikir sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa Guantanamo tidak diperlukan untuk menjaga keamanan Amerika, " ujarnya.
Pemerintah AS akan membutuhkan bantuan Kongres untuk merancang solusi hukum jangka panjang terkait penuntutan tahanan. Komentar Obama tersebut diberikan di tengah aksi mogok makan yang meluas dalam beberapa pekan terakhir. Aksi dilakukan 100 dari 166 nara pidana di fasilitas tersebut.
Para tahanan memprotes penahanan tanpa batas mereka. Kebanyakan dari mereka ditahan tanpa dakwaan. Komisaris HAM PBB, Navi Pillay mengatakan Teluk Guantanamo harus segera ditutup. Pemerintah AS sebelumnya sudah berjanji akan menutup Guantanamo, namun belum juga dilaksanakan hingga awal tahun ini.