Jumat 03 May 2013 08:28 WIB

Mac Vs PC, Konflik Dewa Dewi dan Kehidupan Compatible

Logo Apple. Ilustrasi.
Foto: BRT.com
Logo Apple. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Bismillaahirrahmaanirrahiim, 

Dahulu ketika saya beralih  dari komputer PC IBM ke produk Macintosh mesti ada beberapa  penyesuaian. 

Dikarenakan adanya sistem yang berbeda, beberapa software tidak compatible, artinya jika saya membuat dengan menggunakan software tertentu di PC IBM dia tidak akan bisa dijalankan di Apple Macintosh karena berbeda system. 

Sampai saat ini walaupun kemudian Macintosh mulai memberikan fasilitas untuk dishare agar bisa menggunakan system PC IBM semisal dengan fasilitas VM Ware atau Paralel desktop, namun tetap ada kelemahan-kelemahan dan konflik-konflik di software-software tertentu.

Artinya saya memerlukan satu “bahasa” komputer yang tidak mesti ada konflik, atau kesulitan dalam pengoperasiannya. Namun begitulah adanya jika berbeda produk. Keluaran produk tertentu mesti ada unggulan-unggulan fasilitas yang satu dan lainnya tidak saling support.

Mengapa seperti itu? Ya karena mereka bersaing atau paling tidak produk-produk tersebut mempunyai aturan dan keteraturan masing-masing. Sesuai dengan keinginan si “penciptanya”.

Saya teringat Mitologi Yunani dahulu yang membawa imajinasi saya mengembara dengan sangat mengasyikan. Dimana kisah Dewa Zeus rajanya para dewa, dewa Ares yang terlihat kejam sebagai dewa perang, dewi Hera ratu para dewa, lalu dewi afrodit yang banyak pacarnya dan lain sebagainya. Seringkali dalam kisahnya manusia menjadi korban kepentingan para dewa dan dewi, dikarenakan perseteruan mereka.

Bagaimana dalam kehidupan ini? Itulah contoh diatas jika kita menggunakan banyak sumber aturan dari pembuat aturan yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai kepentingan terhadap aturannya. Dan akhirnya pastilah benturan kepentingan tidak akan terhindarkan. 

Alhamdulillah kita menggunakan aturan Allah SWT. Allah yang Satu, yang menguasai seluruh Alam Semesta beserta isinya. Dan dengan aturan dan keteraturana-Nya, sungguhlah tidak ada yang akan berbenturan systemnya. Semua sesuai dengan dengan ketetapanNya.

Sebagaimana ayat, "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Maidah Ayat : 120)

Dan dengan pemahaman ayat diatas, sungguhlah ketika Allah SWT memerintahkan sesuatu. Maka sudah pasti segala sesuatunya akan mendukung, saling support dikarenakan hanya Allah lah yang membuat aturan, dan yang mesti diikuti aturannya.

Apalagi Allah SWT menundukan apa yang ada di langit dan di Bumi (artinya untuk kepentingan manusia). Karena bukan untuk kepentingan Sang Pencipta yaitu Allah SWT aturan-aturan itu dibuat, tetapi untuk kepentingan manusia. 

Sebagaimana ayat, "Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Al-Jaatsiyah : 13)

Dengan seperti itu jika ada perintah Allah, semisal bangun sepertiga malam. Mestilah seluruh makhluk dialam semesta inipun mendukung ketetapanNya.  Atau juga seperti perintah untuk shaum (berpuasa). 

DR. Tauhid, salah satu dosen Fakultas Kedokteran Unisba mengatakan, dengan berpuasa kita akan menjalani pola hidup baru. Pola baru ini akan menjadi acuan untuk mengoptimalkan siklus sikardian. Siklus sikardian merupakan jam biologis yang mempengaruhi pola tidur seseorang. 

“Pola baru tersebut antara lain bangun sepertiga malam, serta menahan nafsu dasar seperti makan minum dan syahwat,” ujar Tauhid. 

Siklus sirkadian yang optimal akan menurunkan kadar hormon stres. Kemudian, siklus tersebut digantikan dengan peningkatan hormon tenang dan hormon cinta. Selanjutnya, kadar hormon stres turun dan digantikan oleh peningkatan hormon tenang dan hormon cinta.

“Puasa melatih kita untuk mengubah tekanan menjadi energi perubahan,” simpul Tauhid. Pada mulanya, siklus sikardian ditandai dengan terjaganya hormon cemas; ACTH dan kortisol, setelah kita melalui minggu pertama. Saat tumbuhan tidur, berespirasi, dan tidak berfotosintesa maka kadar oksigen lingkungan akan turun disaat menjelang fajar. 

Kondisi ini akan mendorong respons manusia untuk menurunkan basal metabolic rate dan tidur yang dalam dengan nafas yang lambat. Aspek lain yang terlibat saat puasa adalah kinerja otak. Pengaturan pembatasan asupan kalori mampu mengubah struktur otak.

Penjabarannya seperti ini, aktivitas puasa mengharuskan kita melakukan rutinitas sahur, tidak makan serta minum dan mengontrol nafsu dari mulai terbit fajar hingga tenggelam matahari. 

“Ringkasnya apabila seseorang melakukan perbuatan baik (puasa) secara terus-menerus, struktur otaknya akan berubah,” papar Tauhid.

Artinya semua di Universe atau bahasa baru penemuan barunya “multiverse” ini mendukung perintah Allah SWT. Dikarenakan siapa yang membuat malam, siang, sel kortisol, tumbuhan yang berfotosintesis, manusia, alam semesta, jagat raya dan seisinya. 

Semua adalah ciptaan Allah SWT, dan tunduk kepada Alloh. Karena satu perintah Allah mestilah didukung oleh seluruh makhluknya. Hanya seringkali manusia berpikir bahwa itu semua bukan karena ketetapan, keteraturan dan pengaturan Allah. 

Tetapi karena sebuah kebetulan. Tidak. Tidak ada kebetulan dalam kehidupan ini. Sebagaimana ayat ; Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya Maksudnya: Allah mengatur langit dan bumi serta seisinya.Karenanya masihkah ragu sahabat-sahabat?,

jangan. 

Mari kita masuk kedalam keteraturan Allah, menjadi hamba-hambaNya bertaqwa dan semoga kita semua istiqamah didalamnya. Mari saling mendoakan. Aamiin.

Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi Allah adalah yang mengamalkannya.

Ustaz Erick Yusuf: Penggagas iHAQi

@erickyusuf

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement