REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti menilai wajar adanya kekecewaan kader terkait DCS. Menurutnya, ini merupakan akumulasi atas tidak berjalannya mekanisme rekrutmen partai yang transparan dan adil.
"Partai masih mengedepankan unsur kekerabatan dan kekeluargaan," kata Ray, Jumat (3/5).
Ray mengatakan, ada setidaknya tiga alasan yang digunakan partai dalam menetapkan caleg. Pertama, kekeluargaan dan kerabatan. Kedua, besaran uang yang disetorkan. Ketiga, popularitas.
Masing-masing alasan itu akan menentukan nomor urut caleg saat pemilu. Biasanya, kata Ray, nomor satu dan dua diisi oleh keluarga atau kerabat elite partai. Nomor tiga sampai lima diisi oleh penyetor uang terbesar. Nomor lima sampai delapan diisi mereka yang punya popularitas. "Sedang nomor berikutnya hanya caleg penggembira," ujar Ray.
Ray menyatakan partai memiliki pertimbangan matang sebelum mendegradasi kader dari daftar DCS. Menurutnya, mereka yang disingkirkan tentu adalah orang-orang yang tidak memiliki pengaruh besar bagi partai. "Bagi partai loyalitas tidak cukup. Harus ada basis konstituen," katanya.