Sabtu 04 May 2013 13:35 WIB

Falsafah Sunda Dinilai Cocok untuk Industri Hospitality

Rep: Lingga Permesti/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Manajemen Hospitality dalam perhotelan (ilustrasi)
Foto: JASON COMMERCIAL
Manajemen Hospitality dalam perhotelan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Nilai-nilai dan falsafah budaya Sunda dirasa cocok untuk industri yang mengutamakan hospitality yang berarti keramah tamahan, kesopanan, keakraban dan rasa saling menghormati.

Salah satunya industri pariwisata, sektor yang mutlak tak bisa dipisahkan dari hospitality.

Menurut budayawan Sunda yang juga anggota Komisi X DPR RI, Popong Otje Djunjunan, falsafah Sunda, misal yang terdiri dari tiga kata, tata, titi dan duduga bisa diterapkan dalam industri perhotelan,

Tata, kata dia, berarti silaturahim, saling menyapa dan bersalaman. Sementara titi berarti kaki seribu. Orang Sunda, katanya tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Adapun duduga berarti, masyarakat Sunda dapat mengukut diri dan mudah beradaptasi.

Semua filsafah tadi, ujarnya, sangat pas untuk landasan produk utama dalam bisnis pariwisata dan perhotelan yang mengutamakan jasa layanan.

Ia pun memintabudaya Sunda harus tetap dijaga dan dipelihara. Langkah kongkret yang harus dilakukan, ujar dia, harus dimulai dari invidu dan perkumpulan.

"Dari lingkungan keluarga, tentu harus menerapkan budaya Sunda. Sementara secara institusi, pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan yang dapat melestarikan budaya Sunda,"ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement