Rabu 08 May 2013 09:50 WIB

Pemerintah Cina Setujui Renegosiasi Harga Gas Tangguh

Rep: Esthi Maharani/ Red: Nidia Zuraya
Gas Tangguh
Gas Tangguh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Cina telah menyetujui untuk melakukan renegosiasi harga penjualan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari Blok Tangguh di Teluk Bintuni, Papua. Hal tersebut diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam akun Twitter-nya. Menurutnya, renegosiasi itu diperlukan agar lebih adil dan Indonesia mendapatkan jatah yang lebih besar.

"Pemimpin Tiongkok (Cina, red) telah menyetujui usulan saya untuk renegosiasi harga gas Tangguh, agar Indonesia dapat bagian lebih besar," tulis Presiden SBY dalam akun Twitter-nya, Rabu (8/5).

Renegosiasi tersebut menjadi salah satu hal yang dilaporkan oleh SKK Migas, Selasa (7/5) kemarin di Istana Negara. Dalam pertemuan kali pertama setelah SKK Migas dibentuk, lembaga tersebut melaporkan upaya menaikan produksi migas. "Kepala SKK Migas melaporkan tugasnya, antara lain upaya menaikkan produksi migas dan renegosiasi harga gas Tangguh," katanya.

Ia pun sempat mendapatkan informasi SKK Migas diintervensi sejumlah pihak terkait sektor migas. Karena itu, SBY meminta agar SKK Migas tegas dan berjalan sesuai peraturan agar negara tidak dirugikan.  "Khusus usaha migas, saya instruksikan agar menjalankan bisnis dengan benar. Tolak tegas intervensi dari siapapun yang rugikan negara," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement