REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- PT. Freeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Mimika, Papua belum mengetahui jumlah warga yang menjadi korban longsor di sebuah terowongan fasilitas pelatihan tambang bawah tanah miliknya.
"Saat ini kami masih belum dapat mengkonfirmasi jumlah mereka yang cedera, terperangkap ataupun korban jiwa, jika ada," ujar Daisy Primayanti Vice President, Corporate Communications PT Freeport Indonesia dalam siaran persnya yang dikirim PT. Freeport kepada wartawan di Jayapura, Selasa (14/5).
Daisy mengatakan insiden tersebut menyebabkan sebuah terowongan di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah telah runtuh menimpa sejumlah karyawan. Saat ini Emergency Response Group (ERG) dan tim keselamatan sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
"Mengingat tingkat kesulitan yang dihadapi, proses penyelamatan akan membutuhkan waktu," katanya menegaskan.
Ia menuturkan pihaknya akan memberikan informasi lebih lanjut terkait perkembangan yang terjadi di lapangan. Di mana PTFI telah melaporkan insiden ini ke lembaga pemerintahan terkait, termasuk di antaranya Inspektur Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Kami memberikan dukungan dan doa bagi karyawan kami beserta keluarga mereka, sejalan dengan terus dilakukannya upaya penyelamatan ini," katanya menegaskan.
Sebelumnya, 32 diduga terjebak di terowongan bawah tanah area PT. Freeport. Sebanyak 6 di antaranya selamat yaitu Yapinus Tabuni, Yoni, Edowai, Petrus, Mathius dan David Gobai.