REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Presiden federasi sepak bola Italia (FIGC), Giancarlo Abate, akan meminta ketua UEFA, Michel Platini, untuk menerapkan legislasi baru yang lebih tegas sebagai upaya untuk menghapus rasisme dari olahraga ini. Tuntutan ini keluar menyusul insiden terkini yang merusak citra sepak bola Italia.
Kasus rasial terbaru terjadi saat AC Milan menghadapi AS Roma di laga Serie A Italia pada Ahad lalu. Dua pemain AC Milan berkulit hitam, Mario Balotelli dan Kevin Prince Boateng, mendapat pelecehan rasial dari sebagian pendukung Roma yang bertandang.
Hal itu membuat wasit melakukan tindakan yang jarang dilakukan di Italia yakni menghentikan pertandingan selama dua menit. Wasit meminta para penggemar melalui pengeras suara untuk menjaga tingkah laku mereka.
Abate mengatakan dirinya akan meminta pendekatan anti-rasisme yang lebih tegas untuk menggantikan sistem denda yang banyak mendapat kritik. Abate akan memintanya ketika komite eksekutif UEFA melakukan kongres di London pada 24 Mei.
"Denda-denda tidak memecahkan masalah (rasisme). Sebab, sebagian orang tidak peduli apakah klub mereka didenda 10 atau 20.000 euro,'' kata Abate.
''Kami harus menghalangi orang-orang itu dari datang ke lapangan," katanya. "Maka, dengan memakai tiket-tiket dengan nama-nama, kami harus menghentikan sejumlah orang untuk masuk ke bagian-bagian stadion."