REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Rakyat Palestina, berunjuk rasa di Tepi Barat dan Jalur Gaza, Rabu (15/4), untuk menandai perayaan Hari Nakba ke-65.
Tepat di Hari Nakba, rakyat Palestina diusir dari tanah mereka sendiri hingga kemudian diikuti lahirnya negara Israel. Untuk menandai Hari Nakba atau bencana, sirene akan berbunyi selama 65 detik di Ramallah, Nablus, Tulkarem, Betlehem dan Jericho.
Sementara itu mengutip dari Associated Press, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Kota Ramallah sambil mengibarkan bendera dengan gambar kunci dan peta Palestina. Mereka juga meneriakan kalimat. "Hak Untuk Kembali Takkan Pernah Mati."
Demonstrasi berskala lebih kecil berlangsung di Gaza. Sehari sebelum perayaan di Palestina, dikutip dari Al Arabiya, puluhan orang membawa 65 obor melalui jalan-jalan di Ramallah. Sementara ratusan lainnya berkumpul di panggung untuk mendengar grup drumband Pasukan Palestina memainkan instrumen mereka.
Pada malam harinya, rakyat mendengarkan pidato Presiden Mahmoud Abbas yang telah diputar sebelumnya. Abbas mengatakan, Palestina memiliki hak untuk membentuk pemerintahan yang merdeka. Negara Palestina pun sudah diakui seluruh negeri dan menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk menunjukkan niat baik dengan melepaskan tahanan palestina.
Ia pun juga mengatakan jika Israel benar-benar memiliki niat baik, maka sudah seharusnya membebaskan tahanan khususnya yang dipenjara sebelum 1993. Begitu juga yang mengalami sakit, perempuan, anak-anak serta pemimpin partai Palestina dan anggota dewan legislatif Palestina.
Sebelumnya, dikutip dari Ynetnews, puluhan mahasiswa Arab dan mahasiswa Yahudi beraliran kiri berdemonstrasi di Tel Aviv University, Israel, menyambut Nakba, Senin (13/5). Mereka meminta negara Israel mengakui penderitaan rakyat Palestina. Seorang mahasiswa, Jihad Kial mengatakan mahasiswa Arab memiliki hak untuk menyambut tragedi ini.
"Seperti kita mengakui tragedi terhadap bangsa Yahudi di Eropa, kami berharap publik (Israel) juga mengakui penderitaan kami," ucapnya.