REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pasar eCommerce di Indonesia, rupanya masih menjajikan. Sebuah ecommerce lokal, jogglo.com muncul sekitar sepekan setelah Multiply menutup bisnisnya di Indoenesia.
Founder Jogglo, Widodo Darojatun optimistis dengan pasar eccommerce nasional.Jogglo.com disebut Widodo mengusung konsep marketplace atau pasar online. '' Siapa saja bisa menjajakan dagangannya,'' kata Widodo.
Ia mengaku memiliki banyak strategi dalam menghadapi kompetisi yang semakin keras di pasar ecommerce. Widodo menunjuk fitur yang ada di Jogglo. Misalnya fitur 'jualkan'. ''Ini fitur baru yang belum ada di ecommerce lain,'' kata Widodo. Melalui fitur ini pengunjung bisa menjualkan dagangan yang dijajakan dan memasang fitur tersebut. Bila berhasil menjual, akan mendapatkan fee dari pemilik barang. ''Besarnya bervariasi, sekitar 15-20 persen,'' kata Widodo.
Widodo tak menyebukan berapa jumlah dagangan yang membuka peluang menjualkan ini. ''Silakan klik-klik saja,'' katanya sambil tersenyum.
Selain jualkan, Jogglo juga menawarkan kemudahan transaksi. ''Jogglo mengintegrasikan banyak hal, mulai dari pembayaran, tarif kirim, social media,'' kata Widodo. Untuk pembelian, pembeli akan diminta untuk mentrasfer uangnya ke rekening yang dikelola Jogglo yang kemudian akan ditransfer ke Penjual setelah barang dikirim.
Cara ini akan mengamankan uang pembeli sekaligus tidak merepotkan penjual untuk dalam memeriksa rekening bank. Untuk tarif kirim, sementara Jogglo menyediakan 270 ribu tarif kirim, meliputi 49 kota asal dan 5.600 kota tujuan.
"Target selanjutnya, layanan dan kinerja Jogglo harus bagus dan siap go internasional. Karena itulah, dari awal kami memilih menggunakan merek dari kosa kata lokal, namun masih enak diucapkan di berbagai bahasa" tegas Widodo.