REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemilihan wali kota (pilwalkot) Bandung yang akan digelar pada 23 Juni mendatang diprediksi akan berlangsung seru. Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (P2KS) Jurusan Statistik Universitas Padjajaran (Unpad), memprediksi pilwalkot Bandung akan berlangsung dua putaran. Survei tersebut dilakukan pada Maret hingga pertengahan April lalu dengan desain two-way stratification sampling.
Menurut Sekjen P2KS, Tata Wirasasmita, dalam survei tersebut melibatkan 1.700 responden di 30 kecamatan di Kota Bandung. Prediksi pilwalkot dua putaran, kata dia, salah satunya karena banyaknya jumlah pasangan pilwalkot yaitu delapan pasangan. Empat pasangan yang diusung parpol yaitu Edi Siswadi-Erwan Setiawan (Demokrat dan 5 parpol non parlemen), MQ Iswara-Asep Dedi Ruyadi (Golkar dan 15 parpol non parlemen), Ayi Vivananda-Nani Suryani (PDIP dan PAN), dan Ridwan Kamil-Oded M Danial (PKS dan Gerindra). Sedangkan dari jalur independen, yaitu pasangan Wawan Dewanta-HM Sayogo, Wahyudin Karnadinata-Toni Apriliani, Budi Setiawan-Rizal Firdaus, dan Bambang Setiadi-Alex Tahsin Ibrahim.
Selain diprediksi dua putaran, kata Tata, hasil survei tersebut juga menggambarkan kekuatan masing- masing pasangan. Ia menyebutkan, elektabilitas pasangan Ayi Vivananda-Nani berada di posisi teratas dengan perolehan suara 17,76 persen. Disusul pasangan Edi-Erwan sebesar 12,24 persen, urutan ketiga ditempati pasangan Ridwan Kamil-Oded M Danial 6,41% persen, pasangan MQ Iswara-Asep Dedi Ruyadi dengan perolehan suara 2,65 persen.
Tata mengatakan, pasangan dari jalur independen kurang menarik perhatian masyarakat. Karena itu ia memerkirakan pasangan independen ini hanya memperoleh suara dibawah tiga persen. Pasangan Bambang Setiadi-Alex Tahsin sebesar 2,18 person, kemudian pasangan Budi Dalton-Rizal Firdaus 2,06 persen, pasangan Wawan Dewanta-M Sayogo 0,4 persen, dan pasangan Wahyudin-Toni Apriliani 0,18 persen.
Menurut Tata, survei tersebut dilakukan untuk memperlihatkan kepada masyarakat dan juga kepada para calon wali kota dan wakil wali kota tentang gambaran tingkat partisipasi politik, popularitas, dan tingkat elektabilitas.ia menambahkan, hasil survei tersebut sama dengan quick count karena basis data quick count adalah tempat pemungutan suara(TPS) yang merupakan real data suara dari setiap TPS, sedangkan basis data survei para calon pemilih untuk pilwalkot. "Hasil survei dan quick count tak akan jauh berbeda," kata dia.