Jumat 17 May 2013 17:26 WIB

Juni, Semua Wilayah DIY Masuk Musim Kemarau

Rep: Yulianingsih / Red: Djibril Muhammad
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Belum semua wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasuki musim kemarau. Saat ini baru sebagian wilayah Kabupaten Gunungkidul wilayah Selatan yang sudah masuk musim kemarau.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul sendiri baru akan masuk musim kemarau pada pertengahan Mei. Sedangkan wilayah Sleman dan Kulonprogo masuk musim kemaraun akhir Mei hingga awal Juni mendatang.

"Secara keseluruhan semua wilayah DIY masuk musim kemarau pada Juni mendatang," ujar Kasie data dan informasi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, Jumat (17/5).

Dikatakan dia, saat ini sebagian besar wilayah di DIY masih masuk musim pancaroba yaitu peralihan dari kemarau ke penghujan. Hal ini kata dia, terdeteksi dari kondisi cuaca yang cenderung beragam, pagi cerah siang dan sore mendung dan kadang hujan.

Potensi hujan di musim semacam ini masih ada terutama di sore hari. Hujan yang terjadi masih kategori lebat namun dengan durasi yang cukup singkat. Namun, ia melanjutkan, potensi hujan ini akan berkurang pada Juni dan Juli mendatang.

Selanjutnya Agustus merupakan puncak musim kemarau dengan potensi curah hujan yanh sangat kecil. Potensi curah hujan akan meningkat lagi pada September 2013 dan Oktober DIY mulai masuk musim penghujan.

Secara jangka panjang kata Tony, musim kemarau di DIY akan berlangsungh normal. Tidak akan ada gangguan cuaca secara global seperti halnya el nino dan la nina.

Terkait masih adanya curah hujan dan musim yang tidak merata tersebut, pihaknya kata Tony telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Ini dilakukan agar petani tidak salah tanam sehingga kerugian akibat perbedaan musim terminimalisir.

Meski berlangsung normal kata Tony, dua hari lalu wilayah DIY terkena gangguan cuaca jangka pendek. Hal ini kaya dia, terkait adanya tekanan udara rendah di wilayah Selatan Jawa sehingga uap air berkumpul di wilayah Jawa teritama di DIY. Karenanya intensitas hujan di DIY meningkat. Meski begitu gangguan cuaca ini hanya berlangsung singkat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement