Selasa 21 May 2013 17:50 WIB

Sentimen Anti-Islam di Seluruh Dunia Meningkat

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
Iklan Anti Islam di Subway New York
Iklan Anti Islam di Subway New York

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peningkatan sentimen anti-Islam dan Muslim di seluruh dunia, bukanlah isapan jempol belaka. Ada dua laporan yang membenarkan fakta tersebut. Lembaga Kebebasan Beragama Internasional (IRF) dalam laporannya menyebutkan terjadi peningkatan sentimen anti-Islam dan Muslim di seluruh dunia, khususnya Eropa dan Asia. 

"Baik retorika ataupun serangan fisik jelas meningkat. Pemerintah negara-negara yang bersangkutan turut andil dalam pembatasan yang berujung pada terciptanya permusuhan sosial terhadap Islam dan Muslim," demikian laporan itu seperti dikutip Onislam.net, Selasa (21/5).

Secara terpisah, Departemen Luar Negeri AS merilis laporan tahunannya. Dalam laporan itu, situasi Burma menjadi perhatian AS. "Muslim Rakhine, mengalami kekerasan dan diskriminasi hukum, ekonomi, pendidikan dan sosial," demikian laporan itu.

Disebutkan pula dalam laporan itu adanya pembatasan terhadap simbol-simbol agama Islam dan diskriminasi perempuan Muslim. Pembatasan dan diskriminasi ini berdampak negatif pada akses pendidikan, pekerjaan, dan keselamatan individu.  

Duta Besar AS untuk IRF Suzan Johnson Cook menilai pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia perlu mendorong toleransi dan menjatuhkan hukuman kepada pelaku kekerasan. Merespons laporan anti-Islam itu, organisasi Muslim AS menyatakan perlu ada perhatian negara-negara di dunia akan peningkatan retorika anti-Islam di seluruh dunia. 

"Saya kira, seluruh umat beragama harus bekerjasama untuk mempromosikan saling pengertian guna membentengi peningkatan sikap kebencian terhadap Islam dan Muslim," ungkap Nihad Awad, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR).

Menurut Nihad, adanya pengakuan pemerintah AS terhadap fenomena Islamofobia menjadi momentum perlindungan terhadap hak-hak Muslim. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement