REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara menunjuk jenderal garis keras, yang diyakini memerintahkan penembakan di kawasan perbatasan di kepulauan Korea Selatan pada 2010, sebagai panglima baru militer, kata media pemerintah pada Rabu.
Dalam laporan singkat, kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) menyebut Kim Kyok-Sik panglima militer Korea, kedudukan tertinggi dalam hirarki militer jika dibandingkan dengan jabatan sebelumnya di kementerian pertahanan.
Posisi Kim di kementerian pertahanan digantikan oleh komandan lapangan relatif muda dan tidak dikenal pada awal bulan ini.
Pemimpin muda Korea Utara Kim Jong-Un telah secara substansial merombak petinggi militernya dalam upaya nyata untuk mengamankan kepemimpinannya sejak mengambil alih tampuk kekuasaan dari mendiang ayahnya pada bulan Desember 2011.
Kim Kyok-Sik, 75 tahun, dipandang sebagai tokoh garis keras dan dilaporkan memerintahkan penembakan terhadap Pulau Yeonpyeong pada bulan November 2010 ketika ia memerintah empat korps militer.
Empat warga Korea Selatan, termasuk dua warga sipil, tewas dalam aksi penembakan yang telah memicu kekhawatiran singkat konflik skala penuh. Ini adalah masa jabatan kedua Kim sebagai panglima militer. Dia sebelumnya menjabat posisi itu pada tahun 2007-2009.