REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku optimistis program Kartu Jakarta Sehat tetap akan berjalan meskipun sejumlah rumah sakit dikabarkan menyatakan mengundurkan diri dari program tersebut.
"KJS masih sangat dibutuhkan masyarakat. Ini terlihat dari lonjakan pasien yang mencapai 70 persen. Oleh karena itu, saya akan perjuangkan program ini tetap berjalan," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Jokowi mengungkapkan masih banyak yang harus dibenahi dalam program KJS, termasuk menyelesaikan permasalahan terkait pengunduran diri sejumlah rumah sakit dari program KJS.
"Ada baiknya kalau permasalahan ini dibicarakan dulu secara baik-baik, jadi tidak tiba-tiba langsung mengundurkan diri. Justru kami, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI membutuhkan dukungan dari seluruh rumah sakit agar KJS tetap jalan," ungkap Jokowi.
Jokowi juga mengaku tidak setuju jika program KJS diganti dengan program terdahulunya, yakni Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) atau Jaminan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK-Gakin).
"Program-program sebelumnya itu terlalu rumit dan berbelit-belit. Makanya kami buat program KJS dengan sistem yang lebih mudah, sehingga masyarakat pun juga gampang memperoleh layanan kesehatan," ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan program KJS akan dijadikan sebagai program acuan bagi program kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Kita ingin agar KJS ini bisa jadi acuan bagi program kesehatan lainnya, termasuk program milik pemerintah pusat. Apalagi, premi kesehatan untuk Jakarta sebesar Rp 23.000 sudah diatas premi kesehatan untuk tingkat nasional yang hanya Rp18.700," tutur Jokowi.
Sebanyak 16 rumah sakit menyatakan mundur diri dari program KJS. Dari jumlah tersebut, dua rumah sakit telah mengundurkan diri secara resmi, sedangkan 14 lainnya baru menyatakan pengunduran diri secara lisan.