Senin 27 May 2013 11:43 WIB

Gagalkan Pemerkosaan, Tiga Pelajar di Bogor Dapat Hadiah Rp 10 Juta

 Tiga anak pahlawan (dari kiri) Muhammad Abdul Azis, Abdurahman Assegaf dan Ilham Maulana usai dinobatkan KPAI menjadi Pejuang Perlindungan Anak di Jakarta, Kamis (23/5).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tiga anak pahlawan (dari kiri) Muhammad Abdul Azis, Abdurahman Assegaf dan Ilham Maulana usai dinobatkan KPAI menjadi Pejuang Perlindungan Anak di Jakarta, Kamis (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Rachmat Yasin memberikan penghargaan dan hadiah uang tabungan senilai Rp10 juta kepada tiga pelajar SMP pemberani yang menggagalkan upaya pemerkosaan di wilayah Tapos, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Pemberian penghargaan ini merupakan kewajiban dari pemerintah daerah kepada masyarakatnya yang memiliki keberanian dan kepedulian besar terhadap lingkungannya," kata Bupati usai menyerahkan penghargaan dan bantuan dana kepada ketiga pelajar di Pendopo Bupati, di Cibinong, Senin.

Bupati mengharapkan aksi kepahlawanan yang ditunjukkan oleh ketiga pelajar tersebut patut menjadi contoh bagi pelajar lainnya.

"Semoga peristiwa ini menjadi motivasi bagi semua, terutama para generasi muda untuk memiliki keberanian dalam memperjuangkan kebenaran," ujarnya.

Bupati menyebutkan, uang yang ia berikan masing-masing senilai Rp10 juta dalam bentuk tabungan bukan uang tunai.

"Saya tidak memberikan dalam bentuk tabungan, tidak dalam bentuk tunai, agar uang ini bisa digunakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan, menjadi tabungan anak-anak ini dimasa yang akan datang," katanya.

Bupati berharap bantuan tabungan yang diberikannya dapat bermanfaat bagi para siswa untuk membiayai pendidikannya guna mewujudkan cita-cita mereka yang ingin menjadi Tentara dan Polisi jika selesai kuliah kelak.

Selain Bupati, turut memberikan penghargaan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan juga Istri Bupati Bogor selaku Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bogor berupa jam tangan dan piagam penghargaan.

Ketiga pelajar pemberani itu adalah Abdul Aziz siswa kelas IX MTs Fathan Mubina Ciawi, Ilham Maulana siswa kelas VII MTS Fathan Mubina dan Abdurrahman Assegaf siswa kelas VIII SMPN 3 Ciawi.

Ketiganya mengaku senang dengan banyaknya penghargaan dan hadiah yang mereka terima atas upaya yang dilakukannya.

Mereka mengaku tidak menyangka tindakan mereka mendapat respon yang sangat banyak dari semua pihak.

"Ya senang saja dikasih banyak penghargaan, awalnya tidak menyangka akan begini," kata Aziz.

Sementara itu, menurut Kepala Sekolah SMPN 3 dan MTS Fathan Mubina, ketiga anak didiknya tersebut tergolong anak yang biasa baik dari peringkat pendidikan di sekolah maupun aktivitas di lingkungan sekolah.

"Mereka anak yang biasa-biasa saja, tidak ada prestasi mencolok, tapi ternyata mereka tampil menjadi kebanggan sekolah atas keberanian mereka dalam mencegah tindak kejahatan," kata Yusuf Kepala Sekolah SMPN 3 Ciawi.

Menurut Yusuf, atas keberanian muridnya, sekolahnya menjadi dapat perhatian dari sejumlah pihak baik dari Gubernur Provinsi Jawa Barat yang akan menyediakan ruang kelas baru dan dari Bupati Bogor yang akan membenahi jalan menuju sekolah.

"Ya berkat anak-anak ini yang tadinya anak biasa menjadi luar biasa, hikmah yang kita dapat, sekolah yang tadinya tidak mendapat perhatian kini mendapat perhatian," ujarnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, ketiga pelajar SMPN 03 Ciawi, berhasil menggagalkan upaya pemerkosaan yang dilakukan AH terhadap Putri Ainun yang masih berstatus pelajar di SMPN Caringin pada Senin (20/5) lalu.

Secara kebetulan saat upaya pemerkosaan terjadi ketiga pelajar tersebut sedang melintas di lokasi kejadian. Ketiganya berhasil menggagalkan upaya pemerkosaan dan menangkap pelaku hingga akhirnya dijebloskan ke tahanan Polsek Ciawi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement