Selasa 28 May 2013 06:00 WIB

Hatta Dorong Reformasi Jilid II

Rep: Stevy Maradona/ Red: A.Syalaby Ichsan
Hatta Rajasa
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa menyerukan gerakan Reformasi Gelombang II. Reformasi jilid II ini, tuturnya, perlu dijalankan karena melihat situasi demokrasi dan ekonomi di Indonesia saat ini.

"Demokrasi sekarang menjadi tanda tanya besar. Bukan dari sisi prosedural, tapi dari sisi etik. Kita justru mundur," kata Hatta dalam pidato politiknya di acara Diskusi Terbuka Dari Reformasi Politik Menuju Reformasi Ekonomi. Diskusi berlangsung di kantor DPP PAN, Jakarta, Senin (27/5).

Dalam pidato yang dihadiri sejumlah tokoh seperti pengamat politik LIPI Mochtar Pabottinggi dan pengamat ekonomi Aviliani, Hatta  memaparkan demokrasi politik sekarang menjadi liberal.

Demokrasi, kata dia, justru membuat oligarki pemilik modal. Oligarki ini justru berbalik menyerang demokrasi. "Oligarki menginvasi demokrasi," katanya. 

Menko Perekonomian ini lantas mengatakan, terjadi akumulasi modal pada sebagian kecil kelompok masyarakat di Indonesia.

Kelompok kelas atas ini ekselerasi penambahan modalnya berjalan sangat cepat ketimbang mayoritas rakyat Indonesia lainnya. Hatta ingin keadaan seperti itu berubah karena justru membuat kesenjangan pendapatan di Indonesia makin lebar. Rasio gini di Indonesia sekarang mencapai 0,41 persen.

Karena itu gerakan Reformasi Pembangunan II harus berjalan. Gerakan ini, ia jelaskan, bisa diartikan sebagai reformasi ekonomi yang menyejahterakan.

Secara khusus, Hatta menyebut reformasi pembangunan harus terfokus pada reformasi agraria dan pengelolaan sumber daya alam. Berikutnya baru politik kesejahteraan, budaya kesejahteraan dan ketahanan kesejahteraan. 

"Mendorong pertumbuhan ekonomi itu penting. Tapi Indonesia harus mengubah cara pandangnya. Harus melancarkan Reformasi Gelombang II," katanya lagi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement